Judul : Dari Penjara Ke Penjara
Penulis : Tan Malaka
Jenis Buku : ASLI (Bukan copy)
Kondisi : Baru / segel
Cover : Soft Cover
Tebal : 559 halaman
Harga : Rp.100.000,-
Pemesanan silahkan hubungi kaostokoh.com
Kata
Pengantar
Tan Malaka
Dari Penjara Ke Penjara
BANYAK teman
seperjuangan diluar dan didalam penjara mengusulkan, agar saya menulis sejarah hidup saya.
Katanya, agar pengalaman yang saya dapatkan dapat dijadikan pelajaran bagi
pahlawan kemerdekaan sekarang dan dihari depan.
Baru
sebulan - dua bulan yang lalu saya putuskan untuk menerima usul itu. Sebelumnya
saya memandang usul tersebut tidak perlu. Alasan banyak pekerjaan yang jauh
lebih penting daripada melukiskan sejarah hidup diri sendiri. Pekerjaan lainnya
itu harus dikerjakan dengan cepat dan penuh perhatian. Alasan kedua, menuliskan
sejarah hidup selama lebih dari setengah abad yang banyak turun - naik, yang
ternyata lebih penuh down daripada up-nya, bukan pekerjaan yang dapat
disambilkan. Alasan terakhir, yang tidak kurang pentingnya keadaan diri saya
sendiri kehilangan kemerdekaan dan hari depan yang serta sering berpindah
tempat yang tak menentu, seringkali berada ditempat yang tidak mengizinkan
untuk menulis berhadapan dengan kemungkinan, apa yang telah ditulis akan
disita, dijadikan alasan untuk bahan flufftzercampagne
lawan yang tidak fair. Atas
pertimbangan itu, mulanya sejarah saya hendak diserahkan kepada sang sejarah
sendiri.
Tetapi
setelah dipenjara di Magelang saya mendapatkan sel yang sunyi senyap, tidak
bercampur dengan tawanan lain dan mendapat kertas, potlot dan meja untuk
menulis, maka timbul pikiran untuk menulis, meskipun untuk mengisi waktu saja.
Mulanya
saya hendak meneruskan tulisan tentang Aslia,
yang mulai ditulis sejak 1942 di Jakarta. Tetapi karena salinannya,
termasuk bahan statistik yang berhubungan dengan ekonomi dan lain-lain tidak
saya pegang tersangkut bersama salinan Aslia,
maka terpaksa menunda pekerjaan yang telah lima tahun saya mulai. Sehingga saya
terpaksa menuliskan beberapa peringatan ini.
Jadi,
yang saya tuliskan disini bukanlah sejarah hidup dalam arti yang sebenarnya. Bukan
sejarah hidup yang biasa ditulis menurut tarikh dari masa kanak-kanak sampai
masa dewasa, dan masa pendidikan sampai masa bekerja buat masyarakat, yang
biasanya dinamakan buku life and work
atau Hidup dan Pekerjaan. Tetapi saya tidak menulis sesuatu yang tidak
mengandung sejarah yang tidak berkaitan dengan saya.
Ahli
sejarah dapat membandingkan apa yang saya tulis dengan kejadian sebenarnya
tidak lebih tidak kurang beberapa orang yang namanya saya sebutkan dapat dicari
dan ditanyakan oleh mereka yang berkeinginan. Jika tidak cocok benar, bukan
terletak pada kemauan melainkan kekhilafan sebagai manusia atau pada sifat daya
ingat.
Apa
yang saya tulis hanya sebagian dari sejarah yang erat hubungannya dengan
mengupayakan kemerdekaan dalam arti politik dan ekonomi. Bagian hidup itu saya
pusatkan pada beberapa penjara. Berkaitan dengan itu, beberapa penjara diberi
penjelasan oleh keadaan sebelum, sedang dan sesudahnya saya masuk penjara.
Secara
berurutan, dalam buku yang terbagi dalam dua jilid, menceritakan sebelum sedang
dan sesudah saya dipenjara di Hindia-Belanda, Filipina, Hongkong, dan Republik
Indonesia. Pada jilid pertama menceritakan sekitar penjara Hindia Belanda dan
Filipina. Usaha untuk menjalankan kewajiban menuntut kemerdekaan rakyat
Indonesia dan diri saya sendiri jelas mendapat halangan keras dari Imperialisme
belanda, Amerika, dan Inggris. Bagi saya hal itu tidak mengherankan dan
mengecilkan hati saya. Sebaliknya, saya merasa gembira dapat menyaksikan
hebatnya perjuangan rakyat Indonesia dimata Imperialisme Internasional. Saya percaya
pula, jika semua halangan ini dapat diatasi dan memperoleh kemerdekaan
sepenuhnya, maka pada saat itu terjaminlah kesentosaan, kemakmuran, dan
kebahagiaan rakyat Indonesia yang merdeka itu.
Semua
kodrat lahir dan batin yang dibangun dan diperoleh guna menyingkirkan halangan
itu, kelak menjelma menjadi kodrat pembangunan dan pelindung dalam
segala-galanya. Semakin banyak kodrat itu diperlukan dan diperoleh, semakin
teguh jaminan buat hari rakyat Indonesia.
Buku ini saya beri nama Dari Penjara Ke Penjara. Memang saya
rasa ada hubungan antara penjara dengan kemerdekaan sejati. Barangsiapa yang
menghendaki kemerdekaan buat umum, maka ia harus sedia dan ikhlas untuk
menderita kehilangan kemerdekaan diri sendiri.
Siapa ingin merdeka harus bersedia
dipenjara
TAN
MALAKA
Penjara Ponorogo, September 1947