Selasa, 19 November 2013

Tan Malaka : Dari Penjara Ke Penjara

 kaostokoh.com

Judul : Dari Penjara Ke Penjara

Penulis : Tan Malaka 
Jenis Buku : ASLI (Bukan copy)
Kondisi : Baru / segel
Cover : Soft Cover 
Tebal : 559 halaman
Harga : Rp.100.000,-
Pemesanan silahkan hubungi kaostokoh.com



Kata Pengantar
Tan Malaka 
Dari Penjara Ke Penjara

BANYAK teman seperjuangan diluar dan didalam penjara mengusulkan,  agar saya menulis sejarah hidup saya. Katanya, agar pengalaman yang saya dapatkan dapat dijadikan pelajaran bagi pahlawan kemerdekaan sekarang dan dihari depan.
Baru sebulan - dua bulan yang lalu saya putuskan untuk menerima usul itu. Sebelumnya saya memandang usul tersebut tidak perlu. Alasan banyak pekerjaan yang jauh lebih penting daripada melukiskan sejarah hidup diri sendiri. Pekerjaan lainnya itu harus dikerjakan dengan cepat dan penuh perhatian. Alasan kedua, menuliskan sejarah hidup selama lebih dari setengah abad yang banyak turun - naik, yang ternyata lebih penuh down daripada up-nya, bukan pekerjaan yang dapat disambilkan. Alasan terakhir, yang tidak kurang pentingnya keadaan diri saya sendiri kehilangan kemerdekaan dan hari depan yang serta sering berpindah tempat yang tak menentu, seringkali berada ditempat yang tidak mengizinkan untuk menulis berhadapan dengan kemungkinan, apa yang telah ditulis akan disita, dijadikan alasan untuk bahan flufftzercampagne lawan yang tidak fair. Atas pertimbangan itu, mulanya sejarah saya hendak diserahkan kepada sang sejarah sendiri.
Tetapi setelah dipenjara di Magelang saya mendapatkan sel yang sunyi senyap, tidak bercampur dengan tawanan lain dan mendapat kertas, potlot dan meja untuk menulis, maka timbul pikiran untuk menulis, meskipun untuk mengisi waktu saja.
Mulanya saya hendak meneruskan tulisan tentang Aslia, yang mulai ditulis sejak 1942 di Jakarta. Tetapi karena salinannya, termasuk bahan statistik yang berhubungan dengan ekonomi dan lain-lain tidak saya pegang tersangkut bersama salinan Aslia, maka terpaksa menunda pekerjaan yang telah lima tahun saya mulai. Sehingga saya terpaksa menuliskan beberapa peringatan ini.
Jadi, yang saya tuliskan disini bukanlah sejarah hidup dalam arti yang sebenarnya. Bukan sejarah hidup yang biasa ditulis menurut tarikh dari masa kanak-kanak sampai masa dewasa, dan masa pendidikan sampai masa bekerja buat masyarakat, yang biasanya dinamakan buku life and work atau Hidup dan Pekerjaan. Tetapi saya tidak menulis sesuatu yang tidak mengandung sejarah yang tidak berkaitan dengan saya.
Ahli sejarah dapat membandingkan apa yang saya tulis dengan kejadian sebenarnya tidak lebih tidak kurang beberapa orang yang namanya saya sebutkan dapat dicari dan ditanyakan oleh mereka yang berkeinginan. Jika tidak cocok benar, bukan terletak pada kemauan melainkan kekhilafan sebagai manusia atau pada sifat daya ingat.
Apa yang saya tulis hanya sebagian dari sejarah yang erat hubungannya dengan mengupayakan kemerdekaan dalam arti politik dan ekonomi. Bagian hidup itu saya pusatkan pada beberapa penjara. Berkaitan dengan itu, beberapa penjara diberi penjelasan oleh keadaan sebelum, sedang dan sesudahnya saya masuk penjara.
Secara berurutan, dalam buku yang terbagi dalam dua jilid, menceritakan sebelum sedang dan sesudah saya dipenjara di Hindia-Belanda, Filipina, Hongkong, dan Republik Indonesia. Pada jilid pertama menceritakan sekitar penjara Hindia Belanda dan Filipina. Usaha untuk menjalankan kewajiban menuntut kemerdekaan rakyat Indonesia dan diri saya sendiri jelas mendapat halangan keras dari Imperialisme belanda, Amerika, dan Inggris. Bagi saya hal itu tidak mengherankan dan mengecilkan hati saya. Sebaliknya, saya merasa gembira dapat menyaksikan hebatnya perjuangan rakyat Indonesia dimata Imperialisme Internasional. Saya percaya pula, jika semua halangan ini dapat diatasi dan memperoleh kemerdekaan sepenuhnya, maka pada saat itu terjaminlah kesentosaan, kemakmuran, dan kebahagiaan rakyat Indonesia yang merdeka itu.
Semua kodrat lahir dan batin yang dibangun dan diperoleh guna menyingkirkan halangan itu, kelak menjelma menjadi kodrat pembangunan dan pelindung dalam segala-galanya. Semakin banyak kodrat itu diperlukan dan diperoleh, semakin teguh jaminan buat hari rakyat Indonesia.
Buku ini saya beri nama Dari Penjara Ke Penjara. Memang saya rasa ada hubungan antara penjara dengan kemerdekaan sejati. Barangsiapa yang menghendaki kemerdekaan buat umum, maka ia harus sedia dan ikhlas untuk menderita kehilangan kemerdekaan diri sendiri.
Siapa ingin merdeka harus bersedia dipenjara

TAN MALAKA
Penjara Ponorogo, September 1947

Tidak ada komentar:

Posting Komentar